Senin, 17 Oktober 2011

membaca ulang diary


ketika membaca kembali hasil tulisan saya dalam bentuk puisi atau uneg-uneg atau pengalaman yang tersimpan. jadi ingin tertawa lagi. terheran-heran wah bisa juga aku membuat puisi sedramatis ini atau wah jayus juga tulisan aku. lalu aku menyesal melewatkan berbagai rasa dan hari yang bagus tapi kulupakan. menghimpun ingatan dan keinginan untuk menuangkan dalam bentuk tulisan, pastilah membutuhkan daya ingat yang cukup keras. termasuk menghancurkan rasa malas yang luar biasa hebatnya. wohoooo.. tapi saat mulai menulis, biasanya tidak bisa berhenti. jadi ingin terus mengeksplor semua kosakata menjadi sebuah tulisan yang indah dan enak dibaca. bukan begitu, kawans?

sayang, aku ini orang jarang pergi, tapi sering keluar, cuma aku itu enggak boleh keluar jauh-jauh sendirian. jadi ya minim pengalaman. aku juga bukan tipe pengamat yang kemudian bisa mengambil hikmah dari serangkaian perjalananan, keseharian, dan budaya. tapi ketika kamu mempunyai sebuah tulisan, sejelek apapun, yang mungkin bisa membuatmu malu setengah ketawa gegara curhat patah hati atau mungkin senyum-senyum mengingat buruknya hari pastilah berharga untuk dilewatkan begitu saja.

Lembar-lembar tulisan kita dalam bentuk oret-oretan atau softcopy itu sebagai pengingat di saat kita lupa. merefresh kembali ingatan-ingatan yang sudah kabur. mengenang kembali perjalanan hidup kita semonoton apapun. siapa tahu tulisan itu membantumu juga untuk membuat sebuah cerita atau dongeng. siapa tahu kamu bisa bercerita lagi kepada anak-anakmu tentang pelajaran hidup. siapa tahu ketika kamu tua kamu bisa bercerita pada anak cucumu di masa lalu. seperti ketika para orang tua kita, kakek nenek kita, tante bude kita bercerita mengenang susah sedihnya hidup di masa lalu. bertukar cerita, mendengarkan orang-orang berkisah, menyimak kisah cinta, mengambil yang baik dari kisah-kisah di masa lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar