"YOU DON'T NEED TO TAKE NOTES. IF IT'S IMPORTANT, YOU'LL REMEMBER IT"
~STEVE JOBS~
hikhik.. aku harus mencatat untuk mengingat -_________-ZZZT
Minggu, 30 Oktober 2011
Jumat, 28 Oktober 2011
Pohon Hijau

un arbre c’est vert’
Tous les arbres sout verts
On a tellement vu d’arbres verts
Que l’on an oublie qu’il existe
Aussides arbres roses
Mais si tous les arbres etaient roses
Je vous aimais parle d’un arbre vert
Le monde est beau
Pohon itu hijau
Pepohonan itu hijau
Kita terlalu sering melihat pohon hijau
sehingga kita lupa bahwa
ada pula pohon merah
Tetapi bila semua pohon berwarna merah
Aku akan senang berkisah padamu
tentang pohon yang hijau
Betapa indahnya dunia
Kenzo Takala
saya muat ulang lagi ini puisi. this is my favourite poem so far
Pergilah Ke Mana Hati Membawamu

Va' doue Ti porta il cuore
Dan kelak, di saat begitu banyak jalan
terbentang di hadapanmu
dan kau tak tahu mana yang harus
kau ambil,
jangan memilihnya dengan asal saja,
tetapi duduklah dan tunggulah sesaat
Tariklah napas dalam-dalam, dengan penuh kepercayaan,
seperti saat kau bernapas di hari pertamamu di dunia ini.
Jangan biarkan apapun mengalihkan perhatianmu,
tunggulah dan tunggulah lebih lama lagi.
Berdiam dirilah, tetap hening, dan dengarkanlah hatimu.
Lalu, ketika hati itu bicara, beranjaklah
dan pergilah ke mana hati membawamu
Susanna Tamaro
Ini salah satu puisi yang tertulis di belakang sampul buku dengan judul yang sama. Buku lama. Tapi bahkan aku pun belum membacanya. Mungkin ini salah satu puisi asing yang saya sukai, selain puisi milik kenzo takala yang aku pernah tulis (dapat dari buku Daun-daun Berserakan)
background
background blog saya ini hasil jepretan sendiri. ini sungai mahakam di sore hari dengan latar mesjid Islamic Center Samarinda. lumayan bagus kan *muji sendiri *ahem
kalau udah bosen ntar ganti lagi ah ...ihihihihik
kalau udah bosen ntar ganti lagi ah ...ihihihihik
Rabu, 26 Oktober 2011
SAJAK TANGAN
oleh: WS RENDRA
Inilah tangan seorang mahasiswa,
tingkat sarjana muda.
Tanganku. Astaga.
Tanganku menggapai,
yang terpegang anderox hostes berumbai
Aku bego. Tanganku lunglai.
Tanganku mengetuk pintu,
tak ada jawaban.
Aku tendang pintu,
pintu terbuka.
Di balik pintu ada lagi pintu.
Dan selalu:
ada tulisan jam bicara
yang singkat batasnya.
Aku masukkan tangan-tanganku ke celana
dan aku keluar mengembara.
Aku ditelan Indonesia Raya.
Tangan di dalam kehidupan
muncul di depanku.
Tanganku aku sodorkan.
Nampak asing di antara tangan beribu.
Aku bimbang akan masa depanku.
tangan petani yang berlumpur,
tangan nelayan yang bergaram,
aku jabat dalam tanganku.
Tangan tangan penuh pergulatan
Tangan-tangan yang menghasilkan.
Tanganku yang gamang
tidak memecahkan persoalan.
Tangan cukong,
tangan pejabat,
gemuk, luwes, dan sangat kuat.
Tanganku yang gamang dicurigai,
disikat.
Tanganku mengepal.
Ketika terbuka menjdi cakar.
Aku meraih ke arah delapan penjuru.
Di setiap meja kantor
Bercokol tentara atau orang tua.
Di desa-desa
Para petani hanya buruh tuan tanah.
Di pantai-pantai
para nelayan tidak punya kapal
Perdagangan berjalan tanpa swadaya
Politik hanya mengabdi pada cuaca
Tanganku mengepal
tetapi tembok batu didepanku.
Hidupku tanpa masa depan.
Kini aku kantongi tanganku.
Aku berjalan mengembara.
Aku akan menulis kata-kata kotor
di meja rektor.
TIM, 3 Juli 1977
Potret Pembangunan dalam puisi
Inilah tangan seorang mahasiswa,
tingkat sarjana muda.
Tanganku. Astaga.
Tanganku menggapai,
yang terpegang anderox hostes berumbai
Aku bego. Tanganku lunglai.
Tanganku mengetuk pintu,
tak ada jawaban.
Aku tendang pintu,
pintu terbuka.
Di balik pintu ada lagi pintu.
Dan selalu:
ada tulisan jam bicara
yang singkat batasnya.
Aku masukkan tangan-tanganku ke celana
dan aku keluar mengembara.
Aku ditelan Indonesia Raya.
Tangan di dalam kehidupan
muncul di depanku.
Tanganku aku sodorkan.
Nampak asing di antara tangan beribu.
Aku bimbang akan masa depanku.
tangan petani yang berlumpur,
tangan nelayan yang bergaram,
aku jabat dalam tanganku.
Tangan tangan penuh pergulatan
Tangan-tangan yang menghasilkan.
Tanganku yang gamang
tidak memecahkan persoalan.
Tangan cukong,
tangan pejabat,
gemuk, luwes, dan sangat kuat.
Tanganku yang gamang dicurigai,
disikat.
Tanganku mengepal.
Ketika terbuka menjdi cakar.
Aku meraih ke arah delapan penjuru.
Di setiap meja kantor
Bercokol tentara atau orang tua.
Di desa-desa
Para petani hanya buruh tuan tanah.
Di pantai-pantai
para nelayan tidak punya kapal
Perdagangan berjalan tanpa swadaya
Politik hanya mengabdi pada cuaca
Tanganku mengepal
tetapi tembok batu didepanku.
Hidupku tanpa masa depan.
Kini aku kantongi tanganku.
Aku berjalan mengembara.
Aku akan menulis kata-kata kotor
di meja rektor.
TIM, 3 Juli 1977
Potret Pembangunan dalam puisi
logika
..............Biarkan mereka terus berperang, fasilitasi mereka dengan senjata dan susupkan intel untuk melakukan provokasi, memperpanjang durasi perang, dan kesibukan mereka. pada akhirnya kita bebas menjarah dengan datang sebagai pahlawan". Logika sederhana yang menjadi grand strategi penguasaan suatu wilayah oleh penjajah barat. @jusmandalle
sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/10/23/095529/1750243/471/dari-cengkraman-srigala-ke-mulut-buaya
sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/10/23/095529/1750243/471/dari-cengkraman-srigala-ke-mulut-buaya
Rabu, 19 Oktober 2011
untitled 2
I create my own dreams
Yes, it's stupidity
I just effort to make myself keep down to earth
I don't give a damn
Yes, it's stupidity
I just effort to make myself keep down to earth
I don't give a damn
Langganan:
Postingan (Atom)